BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Everett M. Rogers dalam bukunya Communication
Technology; The New Media in Society (dalam Mulyana, 1999), mengatakan bahwa
dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi yaitu era
tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi
interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media
komputer, videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya.
Marshall McLuhan dalam bukunya Understanding
Media – The Extensions of Man (1999), mengemukakan ide bahwa “ medium is
message” (pesan media ya media itu sendiri). McLuhan menganggap media sebagai
perluasan manusia dan bahwa media yang berbeda-beda mewakili pesan yang
berbeda-beda. Media juga menciptakan dan mempengaruhi cakupan serta bentuk dari
hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah
berkembang dari individu kepada masyarakat. Dengan media setiap bagian dunia
dapat dihubungkan menjadi desa global
Pengaruh media yang demikian besar kepada
masyarakat menghantarkan pemikiran McLuhan untuk menyampaikan Teori Determinime
Teknologi yang mulanya menuai banyak kritik dan menebar berbagai tuduhan. Ada
yang menuduh bahwa McLuhan telah melebih-lebihkan pengaruh media. Tetapi dengan
kemajuan teknologi komunikasi massa, media memang telah sangat maju. Saat ini,
media ikut campur tangan dalam kehidupan kita secara lebih cepat daripada yang
sudah-sudah dan juga memperpendek jarak di antara bangsa-bangsa. Ungkapan
Mcluhan tidak dapat lagi dipandang sebagaisebuah ramalan belaka. Sebagai sebuah
perbandingan perkembangan teknologi media dewasa ini; dibutuhkan hampir 100
tahun untuk berevolusi dari telegraf ke teleks, tetapi hanya dibutuhkan 10
tahun sebelum faks menjadi populer. Enam atau tujuh tahun yang lalu, internet
masih merupakan barang baru tetapi sekarang mereka-mereka yang tidak tahu
menggunakan internet akan di anggap ketinggalan!
Di masyarakat dapat disaksikan bahwa teknologi
komunikasi terutama televisi, komputer dan internet telah mengambil alih
beberapa fungsi sosial manusia (masyarakat), setiap saat kita semua menyaksikan
realitas baru di masyarakat, dimana realitas itu tidak sekedar sebuah ruang
yang merefleksikan kehidupan masyarakat nyata dan peta analog atau
simulasi-simulasi dari suatu masyarakat tertentu yang hidup dalam media dan
alam pikiran manusia, akan tetapi sebuah ruang dimana manusia bisa hidup di
dalamnya. Media massa merupakan salah satu kekuatan yang sangat mempengaruhi
umat manusia di abad 21. Media ada di sekeliling kita, media mendominasi
kehidupan kita dan bahkan mempengaruhi emosi serta pertimbangan kita.
Keberadaan media dimana-mana dan juga
periklanan telah mengubah pengalaman sosial dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Media merupakan unsur penting dalam pergaulan sosial masa kini.
Kebudayaan masyarakat tidak terlepas dari media, dan budaya itu sendiri
direpresentasikan dalam media.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam penulisan yang bertemakan Media Massa ini prnulis menentukan
beberapa poin penting untuk dijadikan ruang lingkup penelitian. Ada pun
beberapa ruang lingkup tersebut adalah :
1.
Sejarah
Media Massa Indonesia
·
Mendeskripsikan
sedikit mengenai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi.
2.
Jenis
Media massa
·
Media
massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi
yang jelas sebagai media massa.
·
perkembangan
teknologi yang semakin pesat dan sosial budaya yang semakin luas, mempengaruhi
perkembangan media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa
seperti internet dan telpon selular..
3.
Fungsi Media Massa
Media massa juga dapat menjadi sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang pers yang dapat memamfaatkan keadaan di sekiktarnya sebagai nilai jual
sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari
hasil produksinya untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri
4.
Dampak Positif dan Negatif Media Massa
·
Dalam karya ilmiah ini technopreneurship
merupakan sebuah model bisnis, dan dengan mengetahui keunggulan dan kelemahan
suatu model bisnis, nantinya pelaku bisnis bisa melakukan perencanaan untuk
menanggulangi keleahannya dan memperkuat keunggulan yang ada.
5.
Pengaruh perkembangan teknologi internet
terhadap media massa
Dampak positif & Dampak negative
6.
Perkembangan
Media Cetak di Era Digital
Perkembangan media cetak dari
masa ke masa berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan teknologi
komunikasi. Semakin lama semakin mudah untuk diakses
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari Penelitian adalah:
· Memperkenalkan
macam-macam media massa dan cara menjalankan model bisnis ini.
· Membuat
media massa lebih dikenal dengan cara menghilangkan pertanyaan-pertanyaan mitos
yang beredar di masyarakat.
· Memahami
manajemen media massa di lembaga – lembaga khususnya tentang pemberitaan.
Manfaat
yang akan diperoleh :
Mengupas pemahaman penulis tentang manajemen
media massa, sejauh mana pengetauan penulis tentang manajemen dan segala tugasnya
serta prinsip prinsip yang terkandung dalam manajemen media massa. Selain
berguna bagi penulis sendiri, diharapkan penelitian ini juga dapat menjadi
referensi bagi masyarakat yang ingin mengetahui apa itu manajemen media massa
1.4 Metodologi Penelitian
Dalam pembuatan karya ilmiah ini penulis
menggunakan studi pustaka sebagai metode pengumpulan data yang penulis butuhkan
untuk memperkuat hipotesa yang penulis sertakan dalam penulisan karya ilmiah
ini. Studi pustaka yang kami lakukan adalah mengumpulkan data yang kami
butuhkan dari buku, majalah, dan jurnal-jurnal online yang tersedia di
internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini dijabarkan dalam
empat bab yang terdiri dari:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab pertama ini menguraikan latar belakang penulisan
Karya ilmiah, ruang lingkup yang berisi batasan pembahasan yang terdapat di
dalam topik ini, tujuan dari penulisan dan manfaat apa saja yang diharapkan,
metodologi pembuatan karya ilmiah, dan sistematika penulisan yang digunakan
yang penulis gunakan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab kedua menguraikan mengenai pembahasan
konsep dan landasan teori yang terbagi dalam teori-teori umum dan teori-teori
khusus yang berhubungan dengan topik yang dibahas sebagai landasan dalam
penulisan karya ilmiah media massa ini.
BAB 3 : PEMBAHASAN
Bab
ketiga menguraikan mengenai pembahasan topik yang kami sajikan, di bab ketiga
ini juga kami menjelaskan hasil penelitiian kami secara detail agar bisa
dimengerti oleh pembaca
BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab keempat
merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang telah diperoleh
penulis dari hasil penelitian sesuai dengan topik yang diangkat.
2.1 Teori Umum
Sistem memiliki banyak pengertian, tetapi pada dasarnya
pengertian tersebut memiliki maksud yang sama. Dalam analisis dan perancangan
sistem informasi penulis harus memahami terlebih dahulu pengertian sistem
informasi agar dapat melakukannya.
Berikut adalah pengertian sistem informasi secara umum:
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Satzinger,
Jackson dan Burd (2005:6) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi bersama-sama untuk menghasilkan suatu hasil.
Sistem sendiri memiliki tiga komponen utama, agar
sistem tersebut dapat berfungsi atau berinteraksi dengan baik:
1. Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki
sistem untuk di proses.
2. Process merupakan proses pengolahan ataupun transformasi yang mengubah input
menjadi output.
3. Output melibatkan proses pemindahan elemen yang telah
diproses melalui tahapan transformasi, sehingga menghasilkan tujuan yang
diinginkan.
2.1.2 Informasi
Menurut Ladjamudin (2005:8)
dalam bukunya yang berjudul “Analisis dan Desain Sistem Informasi” informasi
adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna
bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.
2.1.3 Sistem
Informasi
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:7) sistem
informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang saling
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas bisnis sebagai output.
2.2 Teori Khusus
Teori khusus yang akan
dibahas meliputi pembahasan-pembahasan yang telah penguji batasi sebagai objek
penelitian. Berikut adalah masing-masing pengertian tersebut:
2.2.1 Berita
Berita adalah
peristiwa/kejadian yang terkini(aktual). Suatu peristiwa bisa disebut berita
apabila sudah dilaporkan. Berita merupakan fakta/informasi dari peristiwa yang
disiarkan. Peristiwa yang masih terserak di lapangan dan belum disiarkan tidak
bisa disebut sebagai berita.
2.2.2 Editorial
Editorial adalah sebuah karangan pokok dalam suatu kabar atau
majalah. Editorial dapat pula didefenisikan sebagai kolom khusus dalam surat
kabar yang berisikan tanggapan media yang bersangkutan terhadap satu peristiwa
aktual. Tanggap tersebut bisa berupa dukungan, pujian, kritikan bahkan
cemoohan. Editorial banyak mengemukakan pendapat-pendapat/opini. Pendapat itu
berdasarkan analisis terhadap peristiwa atau fakta yang terjadi, yang menjadi
sorotan penting media itu.
2.2.3 Editorial Sistem
Editorial sistem adalah
sebuah sistem yang digunakan untuk memproduksi konten dimana didalamnya
terdapat alur kerja, proses penambahan dan mengedit, pencarian, produksi berita
mulai dari sumber berita yang belum diolah menjadi berita siap cetak dalam bentuk
halaman koran.
2.2.4 Media Massa
Suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920
untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah
ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki
ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada
masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan
dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli
dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa
tertentu.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1
Sejarah Media Massa Indonesia
Menurut UU
No. 40 tahun 1999 Pers
adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan
media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia, berikut
ini adalah sejarah singkat perkembangan media massa (pers) di Indonesia.
Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun
1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619 menjadi
Gubernur Jenderal VOC, diterbitkan “Memories der Nouvelles”, yang ditulis
dengan tangan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa “surat kabar” pertama
di Indonesia ialah suatu penerbitan pemerintah VOC.
Pada Maret
1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda. Atas intruksi
pemerintah, diterbitkan surat kabar tercetak pertama dan dalam nomor
perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan
Sultan Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian terbitlah surat kabar
yang diusahakan oleh pemilik percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa.
Surat kabar tersebut lebih berbentuk koran iklan. fungsinya untuk membantu
pemerintahan kolonial belanda
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa
ini, surat kabar-surat kabar Indonesia yang semula berusaha dan berdiri sendiri
dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang usahanya disesuaikan dengan
rencana-rencana serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk memenangkan apa yang
mereka namakan “Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian,
pada zaman pendudukan Jepang pers merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan
karangan-karangan yang dimuat hanyalah pro-Jepang semata.
Masa Revolusi Fisik
Peranan
yang telah dilakukan oleh pers kita di saat-saat proklamasi kemerdekaan
dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan rakyat Indonesia.
Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang langsung turut serta dalam
usaha-usaha proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi
pegangan teguh bagi para wartawan. Periode tahun 1945 sampai 1949 yang biasa
dinamakan periode “revolusi fisik”, membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan
fungsi pers kita. Dalam periode ini pers kita dapat digolongkan ke dalam dua
kategori, yaitu pertama, pers yang terbit dan diusahakan di daerah yang
dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian Belanda, dan kedua pers yang terbit
diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang kemudian turut bergerilya.
Masa Demokrasi Liberal
Dalam
aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan oleh pers republik sangat besar.
Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat akhirnya
bubar dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1950. Pada masa ini untuk memperoleh pengaruh dan dukungan
pendapat umum, pers kita yang pada umumnya mewakili aliran-aliran politik yang
saling bertentangan, menyalahgunakan kebebasan pers (freedom of the press),
yang kadang-kadang melampaui batas-batas kesopanan.
Masa Demokrasi Terpimpin
Periode
yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin sering disebut sebagai zaman Orde
Lama. Periode ini terjadi saat terbentuknya Kabinet Kerja yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno, sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli
1959 hingga meletusnya Gerakan 30 September 1965.
Masa Orde Baru
Ketika
alam Orde Baru ditandai dengan kegiatan pembangunan di segala bidang, kehidupan
pers kita pun mengalami perubahan dengan sendirinya karena pers mencerminkan
situasi dan kondisi dari kehidupan masyarakat di mana pers itu bergerak. Pers
sebagai sarana penerangan/komunikasi merupakan salah satu alat yang vital dalam
proses pembangunan. Pada masa Orde Baru, ternyata tidak berarti kehidupan pers
mengalami kebebasan yang sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat.
Terjadinya pembredelan pers pada masa-masa ini menjadi penghalang bagi rakyat
untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak asasinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Masa Reformasi
Salah satu
jasa pemerintahan B.J. Habibie pasca Orde Baru yang harus disyukuri ialah pers
yang bebas. Pemerintahan Presiden Habibie mempunyai andil besar dalam
melepaskan kebebasan pers, sekalipun barangkali kebebasan pers ikut merugikan
posisinya sebagai presiden.
3.2
Jenis Media massa
Media massa tradisional
Media
massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi
yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan
sebagai berikut:surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar).
Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
- Informasi dari lingkungan
diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
- Media massa menjadi perantara
dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
- Penerima pesan tidak pasif dan
merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka
terima.
- Interaksi antara sumber berita
dan penerima sedikit.
Media massa modern
perkembangan
teknologi yang semakin pesat dan sosial budaya yang semakin luas, mempengaruhi
perkembangan media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa
seperti internet dan telpon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri
seperti:
- Sumber dapat mentransmisikan
pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)
- Isi pesan tidak hanya
disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual
- Tidak ada perantara, interaksi
terjadi pada individu
- Komunikasi mengalir
(berlangsung) ke dalam
- Penerima yang menentukan waktu
interaksi
3.3 Fungsi Media Massa
Didasarkan
pada ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungsi pers adalah
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara itu
Pasal 6 UU Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut ;
- Memenuhi hak masyarakat untuk
mengetahui menegakkan nilai nilai dasar demokrasi dan mendorong
terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia. Selain itu pers juga
harus menghormati kebinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkan
informasi yang tepat, akurat dan benr melakukan pengawasan.
- Sebagai pelaku Media Informasi
Pers itu
memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada
masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
- Fungsi Pendidikan
Pers dapat
berperan sebagai sarana pendidikan massa (mass Education), pers menginformasikan
informasi yang berisi pengetahuan agar masyarakat dapat menambah pengetahuan
dan wawasannya.
- Fungsi Hiburan
Pers juga menyediakan
content yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard
news) dan artikel-artikel yang berbobot. Bisa berbentuk cerita pendek,
cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
- Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini
terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai
berikut:
- Social participation (untuk menarik partisipasi
rakyat dalam pemerintahan)
- Social responsibility (kewajiban pemerintah terhadap
rakyat)
- Social support (dukungan rakyat terhadap
pemerintah)
- Social control (kontrol masyarakat terhadap pemerintahan)
- Sebagai Lembaga Ekonomi
Media
massa juga dapat menjadi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pers yang
dapat memamfaatkan keadaan di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers
sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil produksinya
untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri.
3.4
Dampak Positif dan Negatif Media Massa
Dampak positif:
1.
Sebagai
sarana untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi masyarakat
2.
Dapat
memperkaya wawasan dan pengetahuan
3.
Dapat
melihat perkembangan dunia melalui media
4.
Dapat
memberi hiburan kepada masyarakat
5.
Dapat
menjadi sarana untuk mengawasi kinerja dari pemertintahan
6.
Dapat
menjadi media untuk berkomunikasi secara luas.
Dampak
negatif:
1.
Dapat
merusak kepribadian bangsa jika tidak bijak dalam pemanfaatannya
2.
Dapat
menimbulkan penyakit-penyakit social
3.
Dapat
menimbulkan opini negatif jika berita tidak disampaikan dengan baik
4.
Dapat
menimbulkan perbedaan presepsi yang dapat menimbulkan perpecahan
5.
Mengancam
keutuhan NKRI karena kekuatan media massa dapat memicu konflik-konflik social
antar ras, agama, dan suku.
3.5 Pengaruh perkembangan teknologi
internet terhadap media massa
Teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
media massa hingga saat ini, munculnya internet yang memicu kemunculan
situs-situs, serta media komunikasi sosial, yang dapat menyampaikan informasi
dan juga mendapatkan informasi secara lebih mudah. Perkembangan komunikasi
khususnya di Indonesia terasa seakan menjadi lebih mudah seiring perkembangan
teknologi ini.
Menurut survey yang dilakukan MarkPlus Insight
(dailysocial.net) pada tanggal 13 November 2012 mengenai pengguna internet di
Indonesia, ada tiga hal yang dapat mendukung pernyataan mengenai banyaknya
orang yang berkomunikasi virtual. 40% dari pengguna Internet di Indonesia,
yakni sekitar 24,2 juta penduduk mengakses Internet lebih dari 3 jam di setiap
harinya. Selain itu, mayoritas pengguna Internet di Indonesia ini berusia 15
hingga 35 tahun. Serta kurang lebih 56,4% orang termasuk bargain hunter yakni
masyarakat yang dapat mengakses Internet untuk mencari informasi serta segala
hal untuk kebutuhan dirinya dalam waktu yang cukup lama.
Secara khusus untuk Indonesia, kemajuan di bidang
teknologi ini sangat berdampak terhadap berbagai aspek. Aspek tersebut
diantaranya di sektor ekonomi dan juga sosial. Berdasarkan data dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo), salah
satu dari jajaran Menteri Republik Indonesia tersebut menyatakan bahwa
Indonesia sebagai salah satu negara yang masyarakatnya terbanyak mengakses
Internet di dunia. Selain itu, ada juga sebuah lembaga riset menyebutkan bahwa
Indonesia merupakan peringkat ke lima dalam daftar pengguna smartphone terbesar
di seluruh dunia. Di dalam data tersebut juga disebutkan bahwa Indonesia
menduduki posisi 5 besar dengan pengguna aktif internet yakni sebanyak 47 juta
atau sekitar 14% dari seluruh total pengguna ponsel.
3.6 Perkembangan Media Cetak di Era Digital
Perkembangan
media cetak dari masa ke masa berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan
teknologi komunikasi. Semakin lama semakin mudah untuk diakses. Berawal dari
penemuan mesin cetak oleh Guttenberg dan digunakan untuk membuat Kitab Injil,
Mazarin Bible. Selanjutnya, pada tahun 1833 Bunyamin Day meluncurkan surat
kabar New York Sun secara besar besaran. Semenjak itu, masyarakat dunia mulai
mengenal media cetak dan mendapatkan berbagai informasi melalui media cetak.
Menurut Denis McQuil, media cetak digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan
budaya, seni, simbol, pengembangan mode, norma-norma, gaya hidup, dan tata
cara. Kita mengenal media cetak yang menggunakan teknologi analog kita sebut
media konvensional dan media cetak yang menggunakan teknologi digital, kita
sebut dengan Media Baru. Menurut ramalan Philip Meyer dalam bukunya yang
berjudul “The Vanishing Newspaper”,
koran akan punah pada tahun 2040.
Media cetak di
Eropa perkembangannya semakin tidak bagus, oplah koran di Rumania merosot tajam
pascha krisis ekonomi dari 1 juta eksemplar menjadi 40 ribu eksemplar. Hal ini
dipengaruhi langsung oleh perkembangan teknologi digital, khususnya
perkembangan internet. Pada tahun 2011, jumlah pengguna internet lebih kurang
2,2 Miliar orang, atau sama dengan 1/3 jumlah penduduk dunia. Indonesia
tercatat sebagai negara pengguna internet terbesar ke-8 dunia, lebih kurang
22,1 %, dari jumlah penduduk. Kalau kita cermati pengguna internet di Indonesia
sebagian besar berada di perkotaan, namun saat ini masyarakat dipedesaan sudah
banyak yang menggunakan internet. Warung internet menjamur sampai ke seluruh
pelosok tanah air. Perkembangan teknologi komunikasi seperti smartphone
mempengaruhi cara orang berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Informasi
dengan cepat dan mudah diakses masyarakat. Teori Rogers, mengelompokan
masyarakat sebagai pengguna awal 13,5%, mayoritas awal 34 %,, mayoritas akhir
34 % dan laggard 16 %. Kita berada pada kelompok mayoritas akhir ( late
majority ). Masyarakat kita lebih hati – hati mengenai sebuah inovasi baru.
Mereka menunggu sehingga kebanyakan orang telah mengadopsi sebelum mereka
mengambil keputusan. Kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi
inovasi. Kita pengguna internet terbesar ke 8 di dunia, dihadapkan dengan
jumlah penduduk 1/5 penduduk Indonesia sudah menggunakan Internet. Kita
terlambat mengadopsi teknologi digital jika dibandingkan dengan negara-negara
didunia, yang sudah mengadosi terlebih dahulu.
Salah satu
contoh perkembangan teknologi pada media cetak saat ini adalah E-Magazine dan juga E-Newspaper. E-Magazine
adalah majalah elektronik pada awalnya merupakan majalah yang didistribusikan
melalui online. Selanjutnya berkembang dengan versi masing-masing, memiliki
karakteristik dan konten tersendiri. Perkembangan majalah elektronik mengikuti
perkembangan teknologi media elektronik seperti komputer, smartphone yang memiliki spesifik tersendiri. Majalah elekronik
harus mengikuti perkembangannya agar dapat merebut konsumen disegala lini.
Majalah elektronik memiliki dua tampilan yaitu edisi replika dan edisi online.
Edisi replika, mempublikasi utuh majalah seperti versi cetak, ditampilkan dalam
format PDF. Sedangkan edisi online ditampilkan dengan pengkategorian dengan
harapan pembaca dapat memilih informasi sesuai yang diperlukan.
Sedangkan E-Newspaper adalah koran berbentuk digital
dapat dibaca melalui media elektronik, seperti komputer dan smartphone. Kita kenal juga dengan nama
media online. Koran digital lahir sebagai wujud dari perkembangan teknologi.
Perkembangan internet mempengaruhi media cetak termasuk koran. Internet mulai
dikenal masyarakat dunia pada tahun 1982. Koran nasional pertama di Indonesia
yang menggunakan teknologi digital adalah koran “Kontan” pada tahun 2008.Teks
halaman. Disusul Harian Kompas, Koran Tempo, Republika, Media Indonesia, The
Jakarta Post, dan Jawa Pos.
Tiada pilihan
lain, Industri media cetak yang konsumennya bergeser ke media baca digital
harus mengambil langkah – langkah strategis untuk merebut pangsa pasar yang
mulai berkurang. Dari hasil survey di Amerika dan Eropa media cetak analog,
konsumennya mulai berkurang bahkan ada yang tutup. Di Rumania oplah Harian
Nasional merosot dari 1 Juta eksemplar menjadi 40 Ribu eksemplar. Menurut
survey Nielsen Media Research selama 5 tahun, oplah koran di Indonesia turun
dari awal tahun 2005 mencapai 28% menjadi 18% pada tahun 2009. Untuk menjaga
stabilitas dan eksistensinya, harian kompas sebagai media konvensional tersohor
melakukan ekspansi ke media digital dengan meluncurkan kompas.com, mobile SCOOP tersedia di platform Android dan iOS, Kompas
Editor’s Choice untuk pembaca yang menggunakan iPad dan Blackberry PlayBook
untuk pengguna Blackberry. Selain itu
kompas mengeluarkan koran elektronik ‘KOMPAS Reader 1.0. Kompas sebagai koran
terbesar oplahnya, sekitar 500 ribu eksemplar per hari dan menjadi koran
ternama nomor 103 dunia. Antisipasi yang dilakukan manajemen kompas dapat
mempertahankan konsumen koran analog atau koran cetak dengan memelihara
hubungan dengan konsumennya di media digital kompas. Mereka tetap membaca
kompas di media digital dan tentunya juga membeli koran. Pangsa pasar dapat
dijaga agar tidak lupa dengan koran kompas.
Media cetak
konvensional memiliki konsumen tersendiri dikalangan generasi tua dan media
cetak digital memiliki segmen pada generasi muda dan kaum intelektual yang
akrab dengan teknologi digital. Industri media cetak harus pandai – pandai
menentukan strategi dan menyiapkan SDM yang profesional dalam mengelola media.
Selain itu, beradaptasi setiap saat terhadap perkembangan teknologi yang
berkembang dengan cepat.
BAB 4
KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan infromasi yang penulis
kumpulkan dan diolah dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan beberapa poin
yang sesuai dengan topik yang dibahas. Diantaranya :
1. Media masa memiliki sejarah panjang
di Indonesia, dari awal diperkenalkannya media masa oleh belanda melalui VOC,
penyiaran radio perdana pada zaman jepang, sampai jadinya media masa sebagai
hal yang tabu di masa orde baru.
2. Sampai saat ini media masa
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu media masa tradisional seperti koran
dan media masa modern seperti detik.com contohnya
3. Media masa memiliki beberapa fungsi
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penggunanya.
4. Tentunya media masa juga memiliki
sisi positif dan negatif, contoh paling dekat yang bisa kita gunakan untuk sisi
positifnya adalah pemberitaan secara terbuka, dan untuk yang negatifnya media
masa bisa digunakan untuk pencitraan yang sedang marak akhir-akhir ini.
5. Dengan perkembangan teknologi
seperti sekarang, media masa juga tentu terkena dampaknya dan harus
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada, sehingga saat ini kita
dapat menjumpai banyak metode-metode media masa yang baru, seperti halnya
berita dari twitter, kompasiana yang merupakan opini dan tulisan masyarakat,
dan lain sebagainya.
6. Media cetak juga terkena imbas dari
perkembangan era digital ini, sehingga saat ini banyak kita temui e-book,
e-magazine, e-journal dan lain sebagainya yang dapat diakses dengan mudah dari
mana saja, tentunya hal ini juga mentungkan perusahaan tersebut, dengan
digitalisasi media cetak, mereka dapat menekan pengeluaran produksi
(percetakan) dan juga dapat menjual produknya seluas mungkin dengan
mengandalkan internet.
4.2
Saran
Ada pun saran yang penulis ingin tuangkan kedalam penulisan
ini bertujuan agar media di era digitalisasi ini menjadi semakin lebih baik dan
bermanfaat untuk kedepannya nanti, berikut sarannya :
1. Menyaring setiap berita yang masuk,
media harus bisa mempertimbangkan mana berita yang layak diberitakan dan berita
yang perlu dilakukan revisi terlebih dahulu, karena berita dengan sumber yang
tidak pasti dapat menuai perbedaan pendapat yang membuat ricuh, terlebih disaat
era digitalisasi seperti ini sangat banyak berita yang masuk.
2. Netral, media masa memiliki derajat
dank ode etik yang tinggi. Karena setiap jurnalis/wartawan harus memastikan
beritanya layak diterima masyarakat da nisi pembirataannya harus lah netral,
biarlah masyarakat yang menilai.
3. Media masa harus membuat inovasi di era
digital ini agar berita dapat diakses hingga masyarakat pelosok, karena berita
merupakan hal seluruh masyarakat unutk mengetahuinya.
Boleh minta daftar referensinya?
BalasHapus